Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Musi Rawas Utara A. Yudi Nugraha |
MURATARA, TUNTAS.CO.ID - Insiden tidak adanya obat bisa ular yang mengakibatkan satu warga Desa Maur, Kecamatan Rupit meninggal tanpa pertolongan medis sepertinya membuat kemarahan besar bagi Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Musi Rawas Utara A. Yudi Nugraha, dalam rapat lintas komisi yang di selenggarakan di Gedung DPRD Muratara Selasa(21/4/2020).
Kemarahan itu bermula saat Yudi menanyakan kepada Direktur RSUD Rupit dr. Herlina soal sudah berapa lama obat bisa ular itu tidak ada di RSUD.
Seperti terlihat dalam video yang sudah beredar saat Yudi menanyakan kepada direktur.
Ibu direktur, sudah berapa lama obat anti bisa ular itu tidak ada bu, lansung jawab bu,? Tanyanya. Merasa belum dijawab dia menanyakan sekali lagi, bu direktur sudah berapa lama obat anti ular itu tidak ada, senggang lama barulah di jawab lima bulan pak.
Merasa kesal mendengar jawaban ibu direktur, Yudi mengebrak meja dengan membantah bahwa laporan yang masuk dengannya obat anti bisa ular sudah setahun tidak ada, dan dia memberi solusi seharusnya bisa dibeli di apotek di Palembang dan meminta siapkan di Rumah Sakit, mengingat Muratara dinkelilingi hutan yang rawan ular dan binatang berbisa lainnya.
Saat dikonfirmasi via telpon seluler Yudi menyampaikan bahwa dia sangat kesal dan sedih mendengar ada warga yang di patok ular tak tertolongkan karena tidak ada obat di RSUD.
"Saya kesal dan sedih, sekelas RSUD sebagai pusat pelayanan kesehatan dan emergency, obatnya tidak ada, anggaran kesehatan kita cukup, Apalagi saat saya dengar obat nya sudah 5 bulan tidak ada, malu saya sebagai wakil rakyat." ungkap pria asal Rupit yang juga menjabat Sekretaris DPC PDI Muratara Ini.
Kemudian Yudi juga menyampaikan bahwa dia mengebrak meja tidak ada tendesius pribadi.
"Saya marah betul, bukan ada tendensius pribadi, saya baik dengan direktur, namun ini adalah amanah rakyat yang ada di pundak saya, saya harus bicara tegas, yang bobrok harus katakan bobrok" tambahnya. (hd)