Siswa SMP Mulai Dididik Bela Negara dengan Pendekatan Permainan -->
Cari Berita

Siswa SMP Mulai Dididik Bela Negara dengan Pendekatan Permainan

tuntas.co.id


TUNTAS.CO.ID, Balikpapan - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menggelar asistensi bela negara bagi jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kali ini, pendekatan permainan mendominasi penyelenggaraan asistensi yang berlangsung selama tiga hari, sejak 5 hingga 7 Desember 2018 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Sebanyak 660 siswa dan guru pendamping dari Kota Balikpapan turut berpartisipasi dalam kegiatan pembinaan pendidikan karakter ini. 

Enang Ahmadi, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dir. PSMP Ditjen Dikdasmen Kemendikbud), mengungkapkan, pendekatan permainan dilakukan untuk menumbuhkan pendidikan karakter bagi para siswa SMP. "Kami menerjemahkan pendidikan karakter bela negara itu di jenjang SMP untuk menumbuhkan karakter bela negara sekaligus menumbuhkan bakat dan minatnya," ujar Direktur Enang di Balikpapan, Rabu (6/12/2018). Karakter bela negara, lanjutnya, sangat krusial ditumbuhkan bagi siswa SMP sehingga dapat terintegrasi dengan karakter di jenjang selanjutnya, yaitu Sekolah Menengah Atas. Adapun karakter bela negara mencakup nasionalisme, kemandirian, religius, integritas, dan gotong royong. 

Asistensi Bela Negara merupakan momentum dari pendekatan penumbuhan karakter di jenjang SMP dengan program Bina Potensi Bintang. Program ini menekankan pada dukungan prestasi para siswa dengan memberikan ruang bagi prestasi anak melalui kegiatan ekstrakurikuler. Direktur Enang menegaskan perlunya kerja sama dari ekosistem pendidikan untuk membina pendidikan karakter. "Sebenarnya, ini momentum bahwa kita perlu kembali ke jati diri negara. Pembinaan (karakter) dilakukan setiap hari pada saat kegiatan belajar mengajar, meliputi kegiatan ekstrakurikuler, kokurikuler, intrakurikuler," tegasnya. 

Kolonel Kav Prince Meyer Putong, selaku Paban II Mabes Angkatan Darat, mengungkapkan kegiatan kerja sama Kemendikbud dan TNI untuk asistensi bela negara merupakan langkah yang sangat positif. "Kegiatan ini membuktikan bahwa rasa kebangsaan dan bela negara dapat dilakukan dengan suasana menarik dengan materi aplikatif, dan bermain," jelasnya. Pendekatan ini sangat cocok dengan kepribadian para siswa SMP yang masih dekat dengan dunia bermain. "Jangan secara teori melulu, supaya para siswa dapat mengikuti kegiatan secara maksimal dan bersemangat, "ujarnya. 

Sebagai tim pemateri, Kolonel Meyer menjelaskan bahwa tim melibatkan batalyon dari Kodam di lapangan untuk sekaligus mendekatkan profil Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai profil yang membela negara di medan perang. 

"Kami dari Jakarta kerja sama dengan Kemendikbud, di lapangan ada penyelenggaranya, Kodam dilibatkan sebagai pengawas beserta batalyon, namun bukan untuk mengajari bertempur tapi menanamkan jiwa patriotis," tegasnya. 

Ditemui usai asistensi, Prince Calvi, salah seorang peserta dari SMP Sinar Pancasila, Gunung Pasir, Balikpapan, mengungkapkan ketertarikannya kepada pelaksanaan Asistensi Bela Negara bersama para TNI Angkatan Darat Republik Indonesia. "Pertama, saya merasakan takut bersama dengan kakak TNI tapi ternyata asyik karena diajak berkeliling dengan naik mobil perang, dan ramah," ujarnya tersipu-sipu. 

Peserta yang meraih hadiah sepeda saat Asistensi Bela Negara ini berlangsung, mengakui keikutsertaannya dalam perhelatan nasional baru kali pertama. Sehingga, siswa kelas VII ini mengaku sangat termotivasi. "Ini baru pertama maju di depan umum dan saya langsung menang dengan menjawab pertanyaan yang diberikan mengenai karakter bela negara yang dijelaskan," ujarnya. Ke depan, siswa yang bercita-cita menjadi anak buah kapal ini berharap teman-temannya pun turut serta dalam membela negara dengan melakukan hal-hal sederhana sebagai siswa tiap harinya. "Kan bela negara itu bukan hanya berperang, kita siswa SMP dapat lakukan hal-hal sederhana di sekolah seperti belajar rajin, mendengarkan guru saat mengajar, dan bertutur kata sopan," tutupnya. (**)