Prof Su'aidi Akan Ubah Wajah UIN Jambi dan Menjadi Tujuan Kuliah Mahasiswa Internasional -->
Cari Berita

Prof Su'aidi Akan Ubah Wajah UIN Jambi dan Menjadi Tujuan Kuliah Mahasiswa Internasional

tuntas.co.id


Rektor UIN STS Jambi, Prof Su'aidi Asy'ari | ist
JAMBI, TUNTAS.CO.ID - Rektor UIN STS Jambi yang baru, Prof Suaidi Asy'ari menyampaikan tentang program apa saja yang akan ia lakukan kedepannya. Target terdekat yang akan ia lakukan adalah mengubah wajah kampus.

“Menurut saya kampus saat ini belum selevel perguruan tinggi. Sebisa mungkin saya lakukan dengan cepat sehingga kira-kira dua minggu kedepan sudah ada wajah kampus yang berubah,” ungkap pria kelahiran Sungai Manau, 56 tahun silam ini.

Dalam suasana bincang santai ia juga memaparkan target jangka panjangnya yaitu menjadikan UIN STS Jambi diminati masyarakat internasional. Sehingga ada target peningkatan mahasiswa internasional, dosen internasional, serta hasil penelitian.

Alumni University of Melbourne tahun 2007 ini justru mengaku bahwa sebenarnya menjadi rektor bukan termasuk dalam cita-citanya. Hal yang membuatnya berani maju adalah berkat dorongan dari rekan-rekannya dan koneksi internasional yang ia miliki.

“Tidak ada dalam keluarga saya yang pejabat. Hampir dalam setiap kesempatan saya selalu diminta teman untuk menjadi ketua. Kemudian saya melihat realitas hari ini, saya memiliki koneksi internasional yang sepertinya ini bisa dimanfaatkan. Saya mengikuti alur sejarah ini, saya tau resikonya menjadi seorang pejabat itu tidak mudah,” ucapnya.

Adapun program unggulan dari jebolan pesantren Asad Olak Kemang Seberang ini adalah menjadikan perguruan tinggi sebagai lokomotif perubahan sosial unggul nasional, menuju internasional, dengan semangat moderasi islam. Nantinya akan membuat kurikulum moderasi dakwah islam yang tetap mengedepankan dakwah dengan cara menyenangkan.

“Keunggulan lain, saya mengusung paradigma transintegrasi. Hal ini dinspirasi oleh filsafat trans modernisme, adalah kritik dari post modernisme dan moderenisme. Transmodernisme ini mencoba mengembalikan ilmu pengetahuan diintegrasikan tradisi, sehingga sejauh apapun ilmu pengetahuan nilai transedental harus mengawal. Lokomotif perubahan sosial ini maksudnya sekuat apaun perginya kereta api ini, jika berada di relnya maka tidak akan tersesat. Ilmu pengetahuan apapun yang memungkinkan kita buka selama religius etik melekat kita tidak perlu khawatir. Gunanya agar lembaga perguruan tinggi berperan dalam seluruh sektor kehidupan,” paparnya.

Program lainnya adalah mempercepat kualitas dan kuantitas akreditasi lembaga dan prodi. Ketika berada di era revolusi 4.0, ia akan memperbaiki kapasitas dosen, calon alumni untuk berkompetisi di era ini. Melek teknologi adalah agenda terpenting menurutnya. Seiring dengan hal itu kemampuan berbahasa asing harus lebih mengerti bahasa internasional.

“UIN adalah kekayaan Provinsi Jambi, selama ini keterlibatannya belum begitu banyak di kabupaten, kota dan provinsi. Kedepan, akan melibatkan pemerintah untuk pembangunan di Jambi melalui UIN,” ujarnya.

Mengenai demo mahasiswa, menurutnya demo terjadi karena pendapat tidak tersalurkan. Kalau sudah tersalurkan maka tidak akan terjadi demo.

Ada tahapannya untuk menyalurkan pendapat, yaitu begitu ada masalah pastikan dulu masalahnya benar dan berdampak besar itu bisa disalurkan lewat prodi, kemudian fakultas, wakil rektor hingga ke rektor.

“Saya berharap ketika sampai di rektor masalah sudah selesai. Dalam salah satu visi saya ada terdepan dan berwibawa, terdepan maksudnya kita ingin merubah UIN kearah lebih baik dan berwibawa ini agar tidak mencaci maki dan tidak menakut-nakuti orang. Mereka harus ada kebanggaan menjadi bagian dari UIN,” pungkasnya. (*)