Gus Men, Haji dan Tantangan di Tengah Eskalasi Politik -->
Cari Berita

Gus Men, Haji dan Tantangan di Tengah Eskalasi Politik

tuntas.co.id

Menteri Agama Gus Yaqut Chalil Qaumas mencium tangan jamaah haji asal Indonesia di perjalanan menuju arafah pada ibadah haji 2023 | ist


Penulis:

Dr. Saidina Usman El-Quraisy, M.Phil

(Rektor Universitas Batanghari Jambi 2023-2027)



TANTANGAN yang dihadapi oleh Menteri Agama Gus Yaqut Chalil Qoumas - atau yang lebih akrab disapa Gus Men- sungguh sangat berbeda dengan yang dihadapi oleh menteri-menteri pendahulunya, khususnya dalam mengurusi pelaksanaan ibadah haji tahun 2023 ini. Pandemi covid-19 yang mendera dunia telah memberikan imbas pada siklus antrian jamaah haji di negara kita, sehingga daftar jamaah yang usia lanjut menumpuk dan harus mendapat prioritas di tahun 2023. Kementerian Agama segera mengambil tagline ‘Haji Ramah Lansia’ untuk tahun ini. 


Berbekal sukses besar dalam pelaksanaan haji di tahun 2022, Gus Men sangat yakin di tahun 2023 pelaksanaan haji akan lebih sukses dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu bisa dilihat dari berbagai persiapan; mulai dari perencanaan yang matang hingga penguatan kapasitas tenaga pelayanan di lapangan, pada hari pelaksanaan haji, yang dipantau dan dikomandoi langsung oleh Gus Men. Bila kita lihat dari berbagai pemberitaan di media-media, sebelum musim haji tiba,  Gus Men bahkan harus berkali-kali bolak balik Indonesia-Saudi, demi memastikan kesiapan kedua belah pihak dalam menyambut dan melayani para tamu Allah. Di internal Kementerian Agama juga, Gus Men terus melakukan evaluasi demi memastikan semuanya sudah siap dan sesuai dengan tahapan-tahapan dan SOP yang telah ditetapkan. 


Gus Men adalah tipikal yang tidak mau berkompromi dalam hal profesionalisme kerja. Tidak peduli orang dekat atau jauh, ukurannya selalu kinerja. Dikabarkan, Gus Men bahkan meng-ultimatum akan memulangkan ke tanah air petugas haji yang terbukti dilapangan tidak profesional dalam menjalankan tugas. Gus Men sadar bahwa haji tahun 2023 yang diprioritaskan untuk para lansia ini, membutuhkan kesiapan ekstra dan harus siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. 


Selain karena faktor jamaah haji yang notabene adalah para lansia, Gus Men juga menyadari, pelaksanaan haji tahun ini sudah dekat dengan perhelatan politik di tanah air. Akan banyak pihak-pihak tertentu yang sudah menunggu kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh petugas haji, dan tentu ‘target man’-nya ada Menteri Agama sebagai penanggung jawab pelaksanaan ibadah haji, ini tentu tak lepas dari esklasi politik dalam negeri.


Keriuhan dan kegaduhan di flatform media sosial di tanah air itu adalah hasil kerja para ‘penghakim’ petugas haji dan Gus Men, yang sedang berada di tanah suci juga. Banyak sekali narasi-narasi yang menyeleweng dan informasi yang tidak utuh dalam melihat permasalahan yang terjadi, yang sengaja diframing dan digoreng sampai gosong, isinya menyudutkan Gus Men dan petugas Haji kita yang telah bertungkus lumus bekerja dan melayani para jama’ah kita. 


Kita tidak menutup mata bahwa ada kekurangan yang terjadi, terutama soal kemacetan yang menyebabkan keterlambatan mobilisasi jamaah pada saat puncak haji. Namun seharusnya kita bisa melihat titik dan akar masalahnya secara utuh. Tidak semua proses pelayanan ibadah haji menjadi wewenang petugas dari negara kita, ada panitia lokal Arab Saudi yang juga memiliki tugas dan tanggung jawab dalamprsoesi haji.  


Gus Men telah melakukan protes keras kepada pihak panita lokal Saudi, dan kita semua sebagai sesama anak bangsa harus mendukung protes yang dilakukan Gus Men, bukan malah mencaci maki Gus Men dan petugas haji kita. Tidak ada satupun menteri yang menginginkan kesusahan atas jamaah haji yang menjadi tanggung jawabnya. Semua pasti menginginkan yang terbaik. Dan Gus Men telah menunjukkan kepada kita semua, meski haji tahun ini didominasi oleh para lansia, dan terdapat ‘human eror’ dari panitia lokal kerajaan Arab Saudi, petugas kita dibawah komando Gus Men bisa mengatasi dengan baik dan lancar. 


Menurut penulis, Gus Men adalah pejabat negara yang telah selesai dengan dirinya. Dia tidak peduli dengan penilaian apapun terhadap cara kerjanya selama memimpin kementerian Agama. Pujian sama sekali tidak membuat beliau berpuas diri, dan cacian tidak akan mengendorkan semangat dan kinerjanya. Karakter seperti inilah yang menajdi salah satu faktor penting keberhasilan beliau dalam melakukan banyak terobosan dan perbaikan di kementerian seluruh agama itu, termasuk dalam pelaksanaan ibadah haji. Diakui atau tidak, karakter dan jiwa kepemimpinan yang kuat itulah yang membuat Gus Men dinilai akan menjadi warna tersendiri di kontestasi politik nasional tahun 2024. 


Kepiawaian beliau dalam membangun soliditas pasukan di organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia, Gerakan Pemuda Ansor,  adalah faktor lain yang tidak bisa dikesampingkan dari sosok Gus Men. Suara dan arahannya didengar dan dipatuhi oleh lebih dari 7 juta kader Ansor-Banser seluruh Indonesia. Gus Men akan menjadi salah satu sosok penting penentu arah kepemimpinan Nasional tahun 2024, jadi sangat wajar pihak-pihak tertentu, akan menggunakan segala cara dan celah untuk menghantam Gus Men, termasuk di momentum pelaksanaan Ibadah Haji tahun 2023 ini. (*)