Komite SMAN 1 Kuala Tungkal Didampingi Aliansi Wartawan Tanjabbar Datangi Diskominfo -->
Cari Berita

Komite SMAN 1 Kuala Tungkal Didampingi Aliansi Wartawan Tanjabbar Datangi Diskominfo

tuntas.co.id

Tanjab Barat. Tuntas.Co. Id - Terkait dengan 'hebohnya' pemberitaan di media dan sosmed dengan kegiatan 'silaturahmi antar siswa' (party class of 21) Yang  terjadi pada 10 April 2021 lalu di Aula Gedung Pola Kantor Bupati Tanjab Barat, yang dilaksanakan oleh siswa/i SMAN 1 Kuala Tungkal, membuat preseden buruk terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 

Ketua Komite SMAN 1 Kuala Tungkal, Mardan Hasibuan didampingi  Aliansi Wartawan Tanjab Barat, Ketua PWI Tanjabbar Rita Gunawan, Ketua IWO Tanjabbar Rina Prabu Dan Pengurus AWI Tanjabbar  Agus Silalahi dan Chaidir Panjaitan. Pada Jumat (16/4/21) Kemarin menemui Kadis Kominfo Tanjab Barat. H Taharudin dikantornya bersama Kabid Komunikasi dan Pemberitaan H Harno, Ketua komite dan pengurus Aliansi Wartawan di ruang Kadis, sharing menyampaikan uneg uneg yang permasalahan yang terjadi sekarang di Kab. Tanjab Barat. 

"Menyangkut pemberitaan beberapa media online terkait adanya acara silaturahmi siswa/i SMAN 1 Kuala Tungkal beberapa waktu lalu, akibat dari judul pemberitaan yang menyematkan kata "Dugem", berdampak sangat menyudutkan semua pihak yang terkait, terutama pihak Sekolah SMAN 1 Kuala Tungkal. Padahal di video yang berdurasi selama 16 detik itu hanyalah merupakan luapan rasa suka cita para Siswa/I yang telah menyelesaikan ujian akhirnya. 

"Salasa-satu seorang siswanya yang ikut dalam silaturahmi yang mereka sebut 'party' itu, engan dituliskan namanya,  merasa sangat shock dan terpukul dengan judul berita yang dimuat di media dan medsos,  padahal yang kami lakukan hanyalah semacam silaturahmi dan berjoget saja,  bukan 'dugem' yang dituduhkan," ujar siswa itu kecewa

Lanjutnya, setelah berbulan-bulan kami hanya daring tanpa ada tatap muka disekolah dan pada kegiatan itu kami hanya silaturahmi antara sesama siswa yang nantinya setelah kelulusan akan berpisah memilih jalan masing-masing. 

ketua komite SMAN 1 Kuala Tungkal, Mardan Hasibuan meminta kepada rekan media untuk mengklarifikasi judul 'Dugem'  yang ditulis berbagai media dan medsos pada kegiatan anak-anak dari SMAN 1 Kuala Tungkal. 

"Dengan pemberitaan tersebut, kami pihak Komite dan orang tua betul betul sangat terpukul dan shock sekali,  sebab karena ulah anak anak kami yang mengadakan 'silaturahmi' dengan berjoget joget di katakan "Dugem" Kalau "Dugem" konotasinya 'dunia gemerlap' seharusnya diadakan ditempat hiburan malam lengkap dengan embel-embelnya (wanita penghibur, minuman beralkohol dan narkoba), tapi embel embel itu tidak ada buktinya.  Kami sebagai orang tua sangat malu, akibatnya Daerah dan Lembaga Pendidikan di Tanjab Barat jadi 'tercoreng' sampai ke Dunia," tuturnya

Para rekan wartawan yang telah membuat heboh jagat raya bahkan sampai media Luar (CNN dan Line Today) ini dengan judul "Pelajar SMA Pesta "Dugem" di Kantor Bupati Jambi". Bahkan ada pula beberapa "rekan - rekan  media menulis dengan tidak memperhatikan Kode Etik Jurnalistik dalam penulisan berita. 

Sehingga  konotasi dari  judul beritanya khususnya kata "Dugem" sangatlah buruk, yang mana hal itu menggambarkan persepsi negatif dunia malam. Sementara dalam kegiatan itu tidak ditemukan adanya penggunaan obat-obatan, minuman keras atau  Narkotika ataupun tindakan asusila.  

Tidak dipungkiri  ada juga segelintir "rekan rekan jurnalis yang menggunakan tulisan dengan kata kata "DI DUGA" ataupun kalimat kiasan yang lebih halus dan tidak memvonis tentang kegiatan yang dilakukan siswa-siswi itu. 

Dalam kesempatan ini  dia berharap kepada beberapa perwakilan wali murid untuk menyampaikan permohonan maaf nya kepada Bupati dan Kepala Sekolah serta para Majelis Guru, sebab atas kejadian yang sampai viral itu jelas sudah memalukan nama Daerah Tanjab Barat dan para siswa serta para alumni  begitu juga para orang tua. 

"Dan saya memohon kepada dinas Kominfo dan para Aliansi Jurnalis di Tanjab Barat untuk mendesak oknum wartawan agar mengklarifikasi kata Dugem dalam judul pemberitaannya, karena tidak faktual dan melangar Kode Etik Jurnalistik," Tegasnya

Sementara itu menurut Kadis Kominfo,  H.Taharudin,  selaku Dinas yang membidangi urusan media,  mengaku sangat menyayangkan  oknum wartawan yang menulis berita yang tidak sesuai dengan fakta.

"Makna Dugem itu sangatlah tidak pantas untuk disematkan karena  faktanya tidak ada didapati para siswa yang tengah mengadakan kegiatan itu mengkonsumsi barang terlarang ataupun bertindak asusila," uja H.Taharudin 

Kami kata Taharudin, selaku pembina  bagi rekan media,  yang telah menjalin kemitraan. Agar peristiwa seperti ini jangan terulang lagi. Wartawan dalam menjalankan tugas dapat berpegang dengan Kode Etik Jurnalistik yang ada. 

 (Anto)