Obed Kresna (kiri) dan Zaadit Taqwa (kanan)
TUNTAS.CO.ID, Jakarta - Nama Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Indonesia, Zaadit Taqwa sempat booming, setelah ia melakukan aksi kartu kuning terhadap Presiden Jokowi, beberapa hari lalu.
Namanya mencuat terutama di kalangan netizen, ada yang pro dan ada yang kontra. Dan tokoh-tokoh nasional membahas isu kartu kuning ini.
Hanya saja Mata Najwa yang dipandu Najwa Shihab menjadi titik balik, (7/2/2018).
Najwa menghadirkan beberapa Presma dari perguruan tinggi di Indonesia, tak terkecuali Zaadit Taqwa.
Mereka diberi panggung untuk orasi, dan menyampaikan pendapat terkait isu yang muncul di Indonesia.
Zaadit menyampaikan orasi dengan nada tinggi, menyinggung masalah Asmat, hingga Plt Gubernur.
Yang membuat nama Zaadit hilang dari pembahasan baik oleh netizen maupun media-media nasional adalah sosok Presma UGM, Obed Kresna.
Obed menyampaikan orasi dengan santun, dan sangat kontekstual serta terlihat lebih cerdas. Ia meletakan posisi mahasiswa bukan sebagai yang anti pemerintah, juga bukan sebagai pendukung pemerintah.
"Orang yang mengkritik perintah, dikatakan anti pemerintah.
Orang yang seringkali mendukung pemerintah, dikatakan pro pemerintah.
Hal inilah yang menjadi sumber perpecahan bangsa Indonesia.
Mahasiswa harus menjadi jembatan bagi keduanya.
Ketika mhasiswa mengkritik pemerintah, tidak berarti anti-pemerintah, begitu juga sebaliknya.
Ketika mendukung pemerintah bukan berarti mahasiswa pro pemerintah.
Apa yang membuat mahasiswa menjadi intermedia reaktor?
Yaitu rasa kemanusiaan yang dibangun melalui hasil belajar kami hidup bersama masyarakat, ngobrol di angkringan, di burjo.
Itu cara-cara kami menghirup bau dari masyarakat itu sendiri" statement Obed.
Hal inilah yang menjadi sumber perpecahan bangsa Indonesia.
Mahasiswa harus menjadi jembatan bagi keduanya.
Ketika mhasiswa mengkritik pemerintah, tidak berarti anti-pemerintah, begitu juga sebaliknya.
Ketika mendukung pemerintah bukan berarti mahasiswa pro pemerintah.
Apa yang membuat mahasiswa menjadi intermedia reaktor?
Yaitu rasa kemanusiaan yang dibangun melalui hasil belajar kami hidup bersama masyarakat, ngobrol di angkringan, di burjo.
Itu cara-cara kami menghirup bau dari masyarakat itu sendiri" statement Obed.
Kata-kata Obed yang meletakan posisi mahasiswa sebagai intermediate actor dalam perpecahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, yang membuat namanya booming.
Dalam acara itu, ia juga tidak menyalahkan aksi yang dilakukan oleh Presma UI Zaadit Taqwim.
Netizen memuji penampilan Obed dengan pemikiran yang terbuka, objektif dan independen, tidak pro terhadap oposisi pemerintah, juga tidak anti terhadap pemerintah. (**)
Redaksi Tuntas : Budi Darma