Seorang Oknum Anggota DPRD Muratara Terang-terangan Melakukan Kampanye Hitam -->
Cari Berita

Seorang Oknum Anggota DPRD Muratara Terang-terangan Melakukan Kampanye Hitam

tuntas.co.id

MURATARA - Rekaman kampanye oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Muratara yang diduga melakukan kampanye hitam (Black campaign) kini beredar di Medsos Sosial (Medsos)

Rekaman itu yang memicu pandangan dari berbagai pihak . Banyak bahasa diduga provokatif yang mengaitkan dengan program salah satu pasangan calon (Paslon) adalah program yang bohong.

Oknum DPRD MH tersebut merupakan tim sukses salah satu Paslon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 3, Ada dua rekaman yang tengah ramai diperbincangkan, masing masing berdurasi sekitar  3 menit dan 8 menit. Kuat dugaan jika aktifitas kampanye tersebut dilakukan di tempat acara pernikahan di Desa Napal Licin beberapa hari lalu.

Dalam rekaman dimaksud, MH saat itu sedang bersama dengan EF.

Berdasarkan informasi yang disebutkan oleh warga Desa Napal Licin yang namanya kami rahasiakan Kemarin di Desa Napalicin Kecamatan Ulu Rawas dugaan telah terjadi black Campaign yang dilakukan oleh Paslon lain.

Tim Pemenangan salah satu paslon itu mengatakan dalam video tersebut bahwa program paslon lain itu Bohong.

Memang dalam rekaman video yang berdurasi 8 menit itu, benar tampak MH menyebutkan kalau program paslon lain bohong.

"Ada informasi calon ko (ini) yang mengatakan setiap bulan memberikan Rp500 ribu, kalau memang ada uang itu rombongan pegawai ko katek gi gaji,"kata MH dalam rekaman tersebut.

"Banyak lansia, banyak anak SD, banyak anak SMP itu Ngecek (Bohong), dak katek kalau dak percayo baco anggaran Muratara hanya ada 1 Triliun,"ujarnya

"Ngenjuk lansia, ngenjuk anak sekolah, anak Sekolah tanggungan bak e, Pemerintah nanggung tolong bae, cuma pemerintah wajib membantu,"ujarnya.

"Cuma kalau setiap bulan, setiap dusun wong 20 bae, abes sen muratara ini,"ujarnya.

"Ngecek (bohong),"

Semua program ketiga ini ilok galo, cuman men nak ngikut kami,"

"Yang jelas jangan dimiming-imingi yang membodoh-bodohi masyarakat,"cetusnya.

Sementara MH saat dikonfirmasi mengatakan jika dirinya membenarkan kalau yang berbicara dalam video tersebut adalah dirinya.

"Memang benar, Maaf kiro-kiro di mano black campaignnyo,"ujar ia.

Dirinya mengaku kalau ia tidak ada menyebutkan paslon nomor satu, ia hanya menyampakaikan, seandanya ada program utuk anak SD, SMP, dan lansia tiap bulan Rp 500 ribu, siapa yang akan membayarnya.

"Sebab pakai logika APBD 1 T itu, untuk, dana desa kelurahan, dana boz, gaji pegawai, utuk pembangunan muratara yang lainya,"jelasnya.

Menurut ia itu hal biasa, oleh sebab itu maka ia sampaikan semacam itu, jangan sampai seandainya yang punya program itu menang ia selaku anggota DPRD yang jadi salah jadi alasan dan bakal dikata DPRD tidak mendukung program itu, sementara ia tau dimano duitnya.

"Aku rasa dak perlu tanggapan, itu videonyo ado, silahkan, siapo yang mau menterjemahnyo, seandai ada yang merasa ya alhamdulillah,"tulisnya 

Sebab sambungnya, ia sampaikan kemampuan daerah Kabupaten Muratara, silahkan buat program yang memang Muratara mampu untuk merealisasikannya, jangan sampai program orang, institusi DPRD yang kena.

Sementara EF saat dikonfirmasi kalau ia tidak perna mengatakan perkataan program paslon lain bohong,  dia saat itu hanya nyampaikan kalau program bantuan Rp500 ribu perbulan. Untuk anak SD, SMP dan lansia itu kurang rasional.

Ia mengakui kalau program paslon nomor 1 yang ia dengar program-programnya bagus. seperti kesehatan dan pendidikan gratis memang diamanatkan oleh Undang-Undang, kalau kesehatan 10% dan pendidikan 20% ini wajib, inggal ia selaku DPRD bantu dengan APBD Kabupaten Muratara.

Ia membenarkan kalau yang menyampaikan perkataan bohong itu, adalah MH, ia juga selaku teman sudah mengingatkan MH agar berbicara  jangan terlalu kasar.

Ia juga mengakui, memang dalam kontes pesta demokrasi tidak boleh mengatakan program lawan adalah program yang bohong.

"Idak boleh la, tapi yang dimaksud hadi itu mungkin yang bantuan Rp500ribu untuk anak SD SMP dan lansia itu, memang blum  rasiaonal,"jelasnya.

Karena melihat kondisi APBD Kabupaten Muratara yang hanya Rp 700 Milyar, Disitu la blanja angsung dan tidak langsung. 

Setelah dihitung-hitung Rp 20an Milyar untuk bantuan itu saja dan dikalikan 1 tahun, maka ratusan milyar berarti, bagaimana lagi akan bangun yang lain, mungkin itu yang dimaksud temannya Hadi, tetapi penyampaiannya saja yang mungkin salah.(*)