Asap di Merangin Parah, Ortu Siswa Minta Sekolah Diliburkan -->
Cari Berita

Asap di Merangin Parah, Ortu Siswa Minta Sekolah Diliburkan

tuntas.co.id


Salah satu sekolah di Kabupaten Merangin terselimuti oleh asap
MERANGIN, TUNTAS.CO.ID - Kabut asap yang kembali menyelimuti Kabupaten Merangin sejak beberapa yang hari lalu, Rabu (16/10) terpantau semakin parah. Jarak pandang tertutup akibat tertutup kabut yang makin pekat.

Tidak itu saja, aroma bau asap saat menghirup udara terasa semakin kentara, mata terasa perih dan sesak saat bernafas, kondisi ini membuat aktivitas yang dilakukan diluar rumah sangat serasa tidak lagi nyaman.

Meski demikian, hingga saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merangin belum mengeluarkan hasil uji Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) atas kondisi udara di Kabupaten Merangin, yang menurut kasat mata sudah sangat tidak sehat.

Aktivitas pemerintahan masih berjalan normal. Termasuk siswa masih belajar seperti biasanya, belum ada langkah Pemkab Merangin untuk meliburkan siswa sekolah, seperti sebelumnya. Mulai dari PAUD hingga tingkat SMA sederajat masih masuk seperti biasanya.

Belum adanya sikap dari Pemkab Merangin tersebut membuat warga Merangin resah, terutama orang tua siswa. Mereka khawatir kalau respon Pemkab Merangin lamban, akan bisa berakibat fatal terhadap siswa, terutama setingkat PAUD dan TK.

"Merasa khawatir sekali, anak anak sekolah belum diliburkan, sementara asap semakin parah. Anak kami masih PAUD lagi, sebaiknya Dinas Pendidikan segera tanggap meliburkan anak PAUD sampai SD setidaknya lah," kata Erni warga kota Bangko.

Demikian juga diutarakan Zulkifli, salah seorang warga Kecamatan Tabir. Zul mempertanyakan sikap pemerintah yang ia anggap salah, jika harus menunggu lama baru mengambil sikap. Ia mendesak ISPU harus segera dikeluarkan oleh pemerintah daerah.

"Pemkab jangan lambat, apa hasil ISPU segera dikeluarkan, biar ketahuan kualitas udara di Merangin. Anak sekolah juga harus segera diliburkan, jangan tunggu lama semestinya. Lama lama nanti kalau ada korban siapa yang tanggung jawab," ujarnya.(may)